Artikel

SEDEKAH BUMI

14 Juli 2019 15:46:13  Adm  1.407 Kali Dibaca  Berita Desa

Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di pulau jawa yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang orang jawa terdahulu. Ritual sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat jawa yang berprofesi sebagai petani, nelayan yang menggantunggkan hidup keluarga dan sanak famil mereka dari mengais rizqi dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.

Bagi masyarakat jawa khususnya para kaum petani dan para nelayan, tradisi ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi sedakah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu, upacara tradisional sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang tidak akan mampu untuk dipisahkan dari budaya jawa .

Pada acara upacara tradisi sedekah bumi tersebut umumnya, tidak banyak peristiwa dan kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Hanya saja, pada waktu acara tersebut biasanya seluruh masyarakat sekitar yang merayakannya tradisi sedekah bumi membuat tumpeng dan berkumpul menjadi satu di tempat sesepuh kampung, di balai desa atau tempat tempat yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat setempat untuk menggelar acara ritual sedekah bumi tersebut. Setelah itu, kemudian masyarakat membawa tumpeng tersebut ke balai desa atau tempat setempat untuk di doakan oleh sesepuh adat. setelah di doakan oleh sesepuh adat, kemudian kembali diserahkan kepada masyarakat setempat yang membuatnya sendiri. Nasi tumpeng yang sudah di doakan oleh sesepuh adat setempat kemudian di makan secara ramai ramai oleh masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi itu. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang membawa nasi tumpeng tersebut yang membawanya pulang untuk dimakan beserta sanak keluarganya di rumah masing-masing.

Pembuatan nasi tumpeng ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan pada saat upacara tradisi tradisional itu. Makanan yang menjadi makanan pokok yang harus ada dalam tradisi ritual sedekah bumi adalah nasi tumpeng dan ayam panggang. Sedangkan yang lainnya seperti minuman, buah-buahan dan lauk-pauk hanya bersifat tambahan saja, tidak menjadi perioritas yang utama. pada acara akhir para petani biasanya menyisakan sebagian makanan itu dan diletakkan di sudut-sudut petak sawahnya masing-masing. sebagai Bentuk Rasa Syukur. Dalam puncaknya acara ritual sedekah bumi di akhiri dengan melantunkan doa bersama-sama oleh masyarakat setempat dengan dipimpin oleh sesepuh adat. Doa dalam sedekah bumi tersebut umumnya dipimpin oleh sesepuh kampung yang sudah sering dan terbiasa mamimpin jalannya ritual tersebut. Ada yang sangat menarik dalam lantunan doa yang ada dilanjutkan dalam ritual tersebut. Yang menarik dalam lantunan doa tersebut adalah kolaborasi antara lantunan kalimat kalimat Jawa dan dipadukan dengan doa yang bernuansa Islami.

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Peta Wilayah Desa

 Aparatur Desa

 Sinergi Program

 Agenda

Belum ada agenda

 Statistik

 Komentar

 Media Sosial

 Peta Lokasi Kantor


Alamat : Desa Ngasinan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang
Desa : NGASINAN
Kecamatan : KRAGAN
Kabupaten : Rembang
Kodepos : 59273
Telepon : 085227876670
Email : [email protected]

 Statistik Pengunjung

  • Hari ini:15
    Kemarin:210
    Total Pengunjung:107.631
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:192.168.36.253
    Browser:Tidak ditemukan

 Arsip Artikel

24 Agustus 2016 | 10.796 Kali
Pemerintah Desa
07 November 2014 | 10.748 Kali
Pemerintahan Desa
30 Juli 2013 | 10.739 Kali
Lembaga Kemasyarakatan
24 Agustus 2016 | 10.735 Kali
Visi dan Misi
26 Agustus 2016 | 10.725 Kali
Sejarah Desa
30 Juli 2013 | 10.616 Kali
Profil Desa
24 Agustus 2016 | 10.474 Kali
Data Desa
01 Mei 2014 | 811 Kali
Kelompok Tani
01 April 2013 | 710 Kali
Awal mula SID
26 Agustus 2016 | 606 Kali
Wilayah Desa
30 Juli 2013 | 623 Kali
Profil Masyarakat Desa
21 April 2014 | 722 Kali
Undang Undang
14 Juli 2019 | 1.407 Kali
SEDEKAH BUMI
26 Agustus 2016 | 10.725 Kali
Sejarah Desa